Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru seringkali mengajarkan IPA sebatas pada IPA sebagai produk. Hal ini diartikan bahwa guru mengajar IPA hanya dengan tujuan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip, dengan cara ini siswa didorong untuk menghafal prinsip-prinsip atau dalil-dalil dalam IPA. Padahal karakteristik dari sains antara lain lain adalah bersifat abstrak, konsep-konsep yang disederhanakan dari yang sebenanya serta konsep-konsep yang saling berkaitan dan berurutan.
Konsep-konsep dalam sains yang bersifat abstrak akan cenderung lebih sulit dipelajari oleh siswa yang belum memiliki kemampuan berfikir formal. Akibat dari karakteristik tersebut, maka diperlukan waktu yang lebih lama untuk memahami suatu konsep dengan benar, terutama untuk materi yang lebih rumit atau kompleks yang memerlukan penguasaan konsep yang mendasarinya.
Pembelajaran yang demikian seringkali menjadikan siswa cepat bosan dan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Dampak selanjutnya adalah bahwa hasil belajar siswa tidak optimal. Siswa hanya belajar menghafal konsep tanpa mengetahui proses yang mendasari dari adanya konsep itu sendiri.