Dari data di atas nampak perubahan signifikan jumlah siswa yang mampu menangkap kosakata dari kondisi awal 25 (Siklus I) menjadi 17 (Siklus II 36 dan I Perubahan signifikan juga nampak pada jumlah rata-rata kosakata yang ditangkap siswa dari kondisi awal 5 kosakata (Siklus I), 6 kosakata (Siklus II), dan menjadi 44 kosakata
Secara keseluruhan kegiatan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa sangat tertarik dan senang dengan kegiatan kelas menggunakan media Audio Visual. Tentu saja hal ini akan pula meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar Bahasa Inggris. Siswa tidak akan takut lagi untuk belajar, justru merasa senang.
Sebenarnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris itu tidak serumit seperti belajar yang harus menghafalkan rumus-rumus Present Tense, Past Tense, Present Perfect Tense, Present Continuous Tense, Past Continuous Tense, dan lain sebagainya. Tetapi belajar yang lebih mengedepankan penggunaan bahasa tersebut dalam percakapan sebagaimana fungsi bahasa yang sebagai alat untuk berkomunikasi. “Structure” bahasa hanyalah pendukung untuk lebih menyempurnakan dalam kaidahnya untuk
Berdasarkan data yang diperoleh dari temuan guru selaku peneliti di SMP N 10 Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
Bahwa penggunaan media film seri “Harry potter” yang telah dipaparkan pada hasil penelitian Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II, dapat disimpulkan bahwa :
Penggunaan media ajar Audio Visual (film seri Harry Potter) untuk pertama kali, masih dirasakan kurang berhasil menunjang kegiatan pembelajaran Listening bagi siswa kelas 8f SMP Negeri 10 Surakarta. Hasilnya juga sangat kurang memuaskan, hal ini dikarenakan siswa masih “terpaku dengan ceritanya” apalagi film tersebut hal yang baru karena film seri harry potter ke 7( Harry Potter AndTthe Deathly Hallows) bagi siswa baru dilihatnya oleh karena