Siklus I merupakan siklus awal dalam penerapan metode ekspositori, pada siklus ini siswa sudah diberikan metode pembelajaran yang baru, yaitu dengan menggunakan metode ekspositori, di mana semua kegiatan gurulah yang berperan. Guru menceritakan cerita Ramayana kepada siswa dan siswa disuruh untuk mendengarkan dengan seksama dan kemudian memahami alur cerita tersebut serta tokoh-tokoh dan perwatakannya. Pada siklus I ini terlihat ada peningkatan kemampuan mendengarkan dan memahami cerita Ramayana, terlihat dari perolehan nilai rata-rata yaitu sebesar 57.38. Peningkatan tersebut tidak begitu memuaskan dan belum maksimal, hal ini disebabkan karena siswa masih beradaptasi dengan metode yang baru dan siswa masih merasa perlu untuk beradaptasi .
Pada siklus I ini siswa yang memperoleh nilai dalam kategori kurang sudah tampak menurun, yaitu menjadi 24.69%. Siswa yang memperolewh nilai cukup sebesar 32.37%, siswa yang memperoleh nilai baik sebesar 31.12 %, dan siswa yang memperoleh nilai amat baik menjadi sebesar 11.83%. Peningkatan kemampuan siswa dalam mendengarkan dan memahami cerita Ramayana ini belum begitu baik, karena hanya sedikit iswa yang paham, untuk itu dilanjutkan dengan siklus II.
Pada siklus II terlihat mulai ada suatu peningkatan yang baik, di mana siswa sudah mampu menceritakan kembali cerita Ramayana, walaupun dengan bahasa yang masih kurang teratur dan mereka sedikit banyak sudah mengetahui tokoh dan watak yang ada dalam cerita Ramayana, walaupun belum maksimal dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan kemampuan mendengarkan dan memahami cerita Ramayana dapat terlihat dengan perolehan nilai rata-rata yag diperoleh yaitu 67.14, di mana siswa yang memperoleh nilai dalam kategori baik sekali menunjukkan peningkatan, yaitu menjadi 20.21 %