Pada siklus I setelah pembelajaran kooperatif Jigsaw dilaksanakan nilai prestasi belajar masih belum memuaskan karena siswa masih belum terbiasa dengan metode ini sehingga dalam pelaksanaan guru masih banyak membimbing. Keaktifan siswa masih 25%. Yang aktif hanya 5 orang siswa; hanya beberapa orang saja yang termasuk kelompok pakar, sehingga akan mempengaruhi nilai ulangan untuk pokok bahasan pendapatan nasional. Nilai yang dicapai siswa pada siklus I hanya 16 siswa yang tuntas, sedangkan 10 orang siswa belum tuntas. Melihat hasil yang dicapai pada siklus I belum menunjukkan peningkatan minat belajar siswa maka perlu dilakukan siklus II agar siswa terbiasa dengan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw dan kegiatan belajar mengajar pada pelajaran biologi tidak membosankan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Pada siklus II siswa sudah menunjukkan peningkatan keaktifannya dalam melaksanakan diskusi antar kelompok. Siswa nampak antusias dalam berdiskusi; hampir 75% siswa aktif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dapat dilihat dari tabel bahwa pada siklus II terjadi peningkatan dalam pencapaian nilai ulangan, terjadi peningkatan siswa yang tuntas 88,47% dan yang belum tuntas 11,53%.
Dari paparan di atas menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi siswa melalui metode pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw yang menekankan pada metode kolaboratif akan memberikan kesempatan sharing antara satu siswa dengan siswa lain. Dengan demikian pemakaian terhadap strategi pembelajaran dapat ditingkatkan baik dalam teoritisnya maupun implementasinya.