Rendahnya minat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika dengan model pembelajaran Jigsaw disebabkan Pengawas dalam melakukan supervisi akademik belum optimal. Minat guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagian besar masih rendah karena hasil pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dipakai hasil KKG tanpa disesuaikan dengan silabus yang dimiliki sekolah. Pengawas sebagai pembina teknis belum optimal dalam melakukan pembinaan akademik terhadap guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika dengan model pembelajaran Jigsaw. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika dengan model pembelajaran Jigsaw memang harus mendapat perhatian khusus. Dengan keadaan ini peneliti berusaha mengajak guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika dengan model pembelajaran Jigsaw, agar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat dapat dilaksanakan dengan baik, dan akhirnya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan senang.
Berdasarkan masalah di atas perlu adanya cara pemecahan masalah atau solusi tindakan yaitu perlu diadakan penelitian tindakan sekolah. Penelitian diadakan dengan 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, refleksi hasil pengamatan. Tindakan siklus pertama melalui penerapan supervisi akademik secara klasikal dan siklus kedua melalui penerapan supervisi akademik secara individu. Tindakan siklus pertama dan kedua digunakan untuk memperbaiki kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika