Pada aspek kemampuan dalam mengerjakan soal terjadi peningkatan skor presentase pada indikator BS (Baik Sekali) dari 0% meningkat menajdi 75,36% pada siklus I dan 88,8% pada silus II. Untuk indikator B (Baik) sebelum menerapkan model pembelajaran Jigsaw mempunyai nilai skor persentase sebesar 24,08% dan terjadi peningkatan persentase sebesar 26,64% pada siklus I dan 13,82% pada siklus II. Untuk indikator C (Cukup) dari 30,77% mengalami penurunan skor persentase sebesar 0% pada siklus I dan 0% pada siklus II. Sedangkan indikator K (Kurang) mengalami penurunan persentase dari 67,15% menjadi 0% pada siklus I dan siklus II. Ringkasan data dari lembar observasi mengenai peranan model pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan peran serta siswa kelas XI Is MAN I Surakarta.
Dari hasil pengembangan dan penerapan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw oleh peniliti pada siswa kelas XI Is MAN I Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 dapat disimpulkan, dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan peran serta siswa kelas XI Is selama kegiatan belajar berlangsung. Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw selalu dijadikan pusat pembelajaran, dalam model ini siswa dituntut berperan serta dalam setiap tindakan yang dilakukan mulai dari perencanaan sampai refleksi. Setiap siswa harus bisa memberikan masukan dan saling bertukar pikiran baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
Dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw peranan guru sangat penting, sebab guru merupakan fasilitator yang bertugas untuk memberi pengarahan tentang model yang akan digunakan dan mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran serta memberikan penilaian kepada siswa. Dengan melaksanakan model pembelajaran Jigsaw dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami suatu materi dalam mencapai kompetensi dasar tertentu oleh siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi.