Berdasarkan tabel 4.7. tersebut nampak bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua ini mampu menggeser respon siswa yang kurang senang dan cukup senang pada materi ketenagakerjaan, cara mengajar guru, suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung, kegiatan pembelajaran dan juga cara penilaian menjadi senang dan sangat senang. Hal ini berarti bahwa dalam penerapam model cooperative learning dengan teknik STAD siswa dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomisiswa pada materi ketenagakerjaan harus bisa melibatkan contoh model belajar kelompok dan latihan kerja pada suatu masyarakat/kampong/daerah. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas pembelajaran ekonomi siswa menggunakan soal tes yang sama untuk semua siswa guna menghindari adanya rasa tidak puas pada diri siswa itu sendiri.
Analisis terhadap data yang diperoleh dari observasi pelaksanaan tindakan siklus II memperkuat hasil analisis terhadap data pengamatan yang diperoleh pada tindakan siklus I yaitu bahwa secara umum pemilihan model cooperative learning dengan teknik STAD siswa dapat meningkatkan kualitas siswa pada materi ketenagakerjaan. Tindakan siklus II mampu meningkatkan tingkat ketuntasan minimal siswa dan rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I. Perbaikan penggunaan model cooperative learning dengan teknik STAD siswa yang dilakukan pada siklus II juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, begitu juga sikap senang siswa pada materi ketenagakerjaan dan proses pembelajaran jika dibandingkan terhadap kondisi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II juga lebih dapat menciptakan suasana menarik dalam belajar serta lebih dapat menciptakan suasana yang komunikatif dalam pembelajaran cooperative learning dengan teknik STAD.