Pada siklus II ini guru membuat rencana pembelajaran dan membuat kelompok baru yang lebih baik, dan guru melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik pula. Guru telah memperjelas peran dan fungsi siswa dalam pembelajaran dan memberi perhatian lebih dan bimbingan pada siswa yang kurang aktif. Siswa mendapat kelompok yang lebih baik dibanding kelompok pada siklus I, setiap kelompok terdiri dari siswa saja atau terdiri dari siswi saja, sehingga rasa malu bertanya, canggung untuk bekerjasama dapat berkurang dan siswa menjadi lebih aktif dalam kelompoknya. Proses penemuan juga tidak lagi memerlukan waktu yang lama.
Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus II masih stabil dilihat dari kinerja pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas siswa, maupun hasil evaluasi siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan untuk guru yang turun skornya dari 7,9 pada siklus I menjadi 7,8 pada siklus II, skor hasil pengamatan siswa stabil dari 76% pada siklus I menjadi 76% pada siklus II.
Hasil evaluasi siswa stabil dari nilai rata-rata 7,6 tetap 7,6 tetapi ketuntasan belajar naik dari 57% menjadi 71%. Meskipun hasil evaluasi siklus II menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai siswa stabil dari tolok ukur keberhasilan penelitian, namun ketuntasan belajar belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus III.