Salah satu kompetensi dari Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) yang diberikan di Sekolah Menengah Atas adalah mata pelajaran Biologi, yang diberikan di kelas X, XI, dan XII. Biologi merupakan mata pelajaran inti sehingga siswa dituntut memiliki hasil belajar yang tinggi agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Selama semester genap ( 2 ) ini peneliti selaku guru mata pelajaran biologi mengajar cenderung masih bersifat konvensional, guru memberi penjelasan dan siswa mencatat disertai tanya jawab seperlunya kemudian dilanjutkan dengan latihan soal atau tugas. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran masih sangat dominan. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada kelas XI IPA-3 sampai pada petengahan semester genap penggunaan metode konvensional ini dapat menghambat daya kritis siswa karena segala informasi yang disampaikan guru biasanya diterima secara mentah tanpa dibedakan apakah informasi itu salah atau benar. Dengan demikian, sulit bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya secara optimal. Proses pembelajaran demikian membuat siswa kurang berminat dalam belajar Biologi.
Situasi dan kondisi pembelajaran tersebut berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Peneliti menetapkan kelas XI IPA-3 sebagai subjek penelitian karena di kelas tersebut terdapat masalah mengenai hasil belajar siswa. Batas nilai ketuntasan di SMA Negeri 8 Surakarta adalah 70 namun rata-rata nilai Materi Kompetensi Dasar Sistem Pencernaan mata pelajaran Biologi siswa di kelas XI IPA-3 hanya 66. Dari hasil ulangan harian menunjukkan bahwa 32% (8 dari 25 siswa) belum mencapai KKM sebesar 70 dan 68% atau 17 siswa harus mengikuti program remedial. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar Biologi masih sangat rendah.