Dengan nilai yang diperoleh siswa masih di bawah standar ketuntasan belajar yang sudah ditentukan sekolah. Belajar siswa belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran Bahasa Jawa rendah, akibatnya pelajaran Bahasa Jawa tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran Bahasa Jawa dan umumnya pembelajaran yang lainnya.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa guru harus mencari solusi yang terbaik dalam pembelajaran. Terlebih lagi untuk pembelajaran Bahasa Jawa awal di kelas V Sekolah Dasar (SD), guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan disertai improvisasi, kreasi, menarik dan menyenangkan. Hal ini harus dilakukan karena siswa kelas I (satu) kegiatannya masih ingin bermain-main, selalu cari perhatian guru. Guru harus dapat menanamkan membaca Bahasa Jawa dalam suasana bermain dan menyenangkan, sehingga siswa merasa bahwa belajar Bahasa Jawa itu tidak sulit.
Metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca adalah antara lain dengan dongeng. Dari berbagai metode pengajaran membaca perlu diambil langkah metode-metode mana yang sesuai/cocok dengan perkembangan anak disekolah. Mengingat untuk pelajaran ini membaca, menurut pengamatan peneliti dongeng ini sangat baik digunakan dalam pembelajaran, karena akan sangat tertarik dengan menggunakan dongeng. Dengan apresiasi cerita wayang dapat meningkatkan minat dan kemampuan membaca pada anak