Pada siklus I menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada hasil pada siklus II. Hal ini terjadi karena materi pembelajaran disusun secara berjenjang dari materi yang mudah/sederhana ke materi yang lebih sulit/ kompleks, dimana pada siklus I siswa menceriterakan gambar tunggal sedang pada siklus II siswa menceriterakan gambar seri. Dengan demikian materi pada siklus II tingkat kesulitannya lebih tinggi dari pada siklus I.
Nilai tertinggi pada pra tindakan 6,5 diperoleh 2 (dua) orang siswa, dan nilai terendah 5,0 diperoleh oleh 2 (dua) orang siswa. Pada siklus I nilai tertinggi 7,5 diperoleh oleh 2 (dua) orang siswa, dan nilai terendah 5,5 diperoleh oleh 1 (satu) orang siswa. Pada siklus II nilai tertinggi 7,0 diperoleh hanya 1 (satu) siswa, dan nilai terendah 5,0 juga diperoleh hanya 1 (satu) siswa. Pada siklus I menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada hasil pada siklus II. Hal ini terjadi karena materi pembelajaran disusun secara berjenjang dari materi yang mudah/sederhana ke materi yang lebih sulit/ kompleks, dimana pada siklus I siswa menceriterakan gambar tunggal sedang pada siklus II siswa menceriterakan gambar seri. Dengan demikian materi pada siklus II tingkat kesulitannya lebih tinggi dari pada siklus I.
Nilai tertinggi pada pra tindakan 6,5 diperoleh 2 (dua) orang siswa, dan nilai terendah 5,0 diperoleh oleh 2 (dua) orang siswa. Pada siklus I nilai tertinggi 7,5 diperoleh oleh 2 (dua) orang siswa, dan nilai terendah 5,5 diperoleh oleh 1 (satu) orang siswa. Pada siklus II nilai tertinggi 7,0 diperoleh hanya 1 (satu) siswa, dan nilai terendah 5,0 juga diperoleh hanya 1 (satu) siswa.